Senin, 01 November 2010

AMOKSISILIN

DEWI ROMADHONI
04 07 1665
C/KP/VII
AMOKSISILIN

A.    DESKRIPSI
- Nama & Struktur Kimia: Asam (2S,5R,6R)-6[ (R)-(-)-2-amino-2-(p-hidroksifenil)asetamido]-3-3-dimetil-7-okso-4-tia-1-azabisiklo[3,2,0]-heptana-2-karboksilat trihidrat . C16N19N3NaO5S
- Sifat Fisikokimia: Mengandung tidak kurang dari 90.0% C16N19N3NaO5S dihitung sebagai anhidrat. Amoksisilin berwarna putih, praktis tidak berbau. Sukar larut dalam air dan methanol; tidak larut dalam benzena, dalam karbontetraklorida dan dalam kloroform. Secara komersial, sediaan amoksisilin tersedia dalam bentuk trihidrat. serbuk hablur, dan larut dalam air. Ketika dilarutkan dalam air secara langsung, akan berbentuk amoksisislin suspensi oral dengan pH antara 5 - 7.5. 
- Keterangan: Amoksisilin adalah aminopenisilin yang perbedaan strukturnya dengan ampisilin hanya terletak pada penambahan gugus hidroksil pada cincin fenil. pH larutan 1% dalam air = 4.5-6.0.1

B.     GOLONGAN/KELAS TERAPI
Anti Infeksi
C.      NAMA DAGANG
- Abdimox       - Aclam           - Amobiotic     - Amocomb
- Amosine        - Amoxan        - Amoxil          - Amoxillin
- Ancla            - Arcamox       - Athimox        - Auspilin
- Ballacid         - Bannoxillin   - Bellamox       - Biditin
- Bimoxyl        - Bintamox      - Broadamox   - Bufamoxy
- Clacomb        - Claneksi        - Claxy            - Comsikla
- Corsamox      - Danoxillin     - Dexymox      - Erphamox
- Etamox         - Farmoxyl       - Goxallin        - Hiramox
- Hufanoxil      - Ikamoxyl       - Improvox      - Inamox
- Intemoxyl     - Kalmoxillin   - Kamox          - Kemosillin
- Kenoko         - Kimoxil         - Lactamox      - Leomoxyl
- Liskoma        - Medimox      - Mestamox     - Mexylin
- Mokbios        - Moxaxil         - Moxigra        - Moxtid
- Novax           - Nufamox       - Omemox       - Opimox
- Ospamox       - Palentin         - Penmox         - Primoxil
- Pritamox       - Protamox      - Ramoxlan      - Ramoxyl
- Robamox      - Sammoxil F   - Scannoxyl     - Sirimox
- Solpenox       - Ssilamox       - Supramox      - Surpas
- Topcillin        - Varmoxillin   - Vibramox      - Vulamox
- Widecillin     - Yefamox       - Yusimox       - Zemoxil
- Zumafen

D.    INDIKASI
          Amoksisilin digunakan untuk mengatasi infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram negatif (Haemophilus Influenza, Escherichia coli, Proteus mirabilis, Salmonella). Amoksisilin juga dapat digunakan untuk mengatasi infeksi yang disebabkan oleh bakteri positif (seperti; Streptococcus pneumoniae, enterococci, nonpenicilinase-producing staphylococci, Listeria) tetapi walaupun demikian, aminophenisilin, amoksisilin secara umum tidak dapat digunakan secara sendirian untuk pengobatan yang disebabkan oleh infeksi streprococcus dan staphilococcal.

E.     KONTRA INDIKASI
          Kontraindikasi untuk pasien yang hipersensitif terhadap amoksisilin, penisilin, atau komponen lain dalam obat.

F.      DOSIS, CARA OEMBERIAN, DAN LAMA PEMBERIAN

v  DOSIS ORAL ANAK
          Umum: Anak < 3 bulan: 20-30 mg/kg/hari terpisah setiap 12 jam.Anak >3 bulan dan <40kg; dosis antara 20-50 mg/kg/hari dosis terpisah setiap 8-12 jam. Khusus: Infeksi hidung,tenggorokan,telinga,saluran kemih dan kulit: ringan sampai sedang: 25 mg/kg/hari terbagi setiap 12 jam atau 20 mg/kg/hari setiap 8 jam.Gawat: 45 mg/kg/hari setiap 12 jam atau 40 mg/kg/hari setiap 8 jam. Otitis media akut: 80-90 mg/kg/hari setiap 12 jam.Infeksi saluran nafas bawah: 45 mg/kg/hari terbagi setiap 12 jam atau 40 mg/kg/hari setiap 8 jam.

v  DOSIS DEWASA
 Umum: Rentang dosis antara 250 – 500 mg setiap 8 jam atau 500 – 875 mg dua kali sehari.Khusus: Infeksi telinga, hidung, tenggorokan, saluran kemih, kulit: Ringan sampai sedang: 500 mg setiap 12 jam atau 250 mg setiap 8 jam.Berat: 875 mg setiap 12 jam atau 500 mg setiap 8 jam.Infeksi saluran nafas bawah: 875 mg setiap 12 jam atau 500 mg setiap 8 jam.Endocarditis profilaxis: 2 g sebelum prosedur operasi. Eradikasi Helicobacter pylori: 1000 mg dua kali sehari, dikombinasikan dengan satu antibiotik lain dan dengan proton pump inhibitor atau H2 bloker.

          DOSIS BERDASARKAN FUNGSI GINJAL
Dosis 875 mg tidak diberikan pada pasien dengan : Clcr <30 mL/menit; Clcr 10-30 mL/menit; 250-500mg setiap 12 jam; Clcr <10 mL/menit: 250 – 500 mg setiap 24 jam.

v  PEMBERIAN:
          Antibiotik amoksisilin termasuk antibiotik time deppendent sehingga untuk menjaga konsentrasi obat dalam plasma tetap berada pada kadar puncak, maka obat diberikan sesuai dengan jadwal waktu yang telah dibuat. Obat dapat diberikan bersamaan dengan makanan.

v  LAMA PEMBERIAN
          Tergantung pada jenis dan tingkat kegawatan dari infeksinya, juga tergantung pada respon klinis dan respon bakteri penginfeksi. Sebagai contoh untuk infeksi yang persisten, obat ini digunakan selama beberapa minggu. Jika amoksisilin digunakan untuk penanganan infeksi yang disebabkan oleh grup A ß-hemolitic streptococci, terapi digunakan tidak kurang dari 10 hari guna menurunkan potensi terjadinya demam reumatik dan glomerulonephritis. Jika amoksisilin digunakan untuk pengobatan ISK (infeksi saluran kemih) maka kemungkinan bisa lebih lama, bahkan beberapa bulan setelah menjalani terapi pun, tetap direkomendasikan untuk diberikan.

G.    FARMAKOLOGI
          Absorbsi : cepat dan hampir sempurna, tidak dipengaruhi oleh makanan.
          Distribusi : secara luas terdistribusi dalam seluruh cairan tubuh serta tulang; penetrasi lemah kedalam sel  mata dan menembus selaput otak; konsentrasi tinggi dalam urin; mampu menembus placenta; konsentrasi rendah dalam air susu ibu.
          Ikan protein : 17-20%
          Metabolisme : secara parsial melalui hepar.
          Metabolisme : secara parsial melalui hepar.
          Bayi lahir sempurna: 3,7 jam
          Anak-anak : 1-2 jam.
          Dewasa: fungsi ginjal normal 0.7-1,4 jam.
          ClCr <10 mL/menit: 7-12 jam.
          Time Peak; kapsul 2 jam; suspensi 1 jam.
          Eksresi: urin (80% bentuk utuh); pada neonates eksresi lebih rendah
          Diálisis:
          Moderat diálisis melalui Hemo atau peritonial diálisis: 20-50%
          Diálisis melalaui Arteriovenous atau venovenous mampu memfilter 50mg/ liter amoksisilin.

H.    STABILISASI PENYIMPANAN
          Stabilitas obat: amoksilin 125 dan 250 mg kapsul, chewable tablet, dan serbuk suspensi oral harus disimpan dalam suhu 20°C atau lebih rendah. Amosisilin 200 dan 400 mg chewable tablet dan salut tipis disimpan pada suhu 25°C atau lebih rendah

I.       EFEK SAMPING
·         Susunan Saraf Pusat : Hiperaktif, agitasi, ansietas, insomnia, konfusi, kejang, perubahan perilaku, pening.
·         Kulit : Acute exanthematous pustulosis, rash, erytema multiform, sindrom stevens-johnson, dermatitis, tixic ephidermal necrolisis, hypersensitif vasculitis, urticaria.
·         GI : Mual, muntah, diare, hemorrhagic colitis, pseudomembranous colitis, hilangnya warna gigi.
·         Hematologi : Anemia, anemia hemolitik, trombisitopenia, trombositopenia purpura, eosinophilia, leukopenia, agranulositosi.
·         Hepatic : AST (SGOT) dan ALT (SGPT) meningkat, cholestatic joundice, hepatic cholestatis, acute cytolitic hepatitis.
·         Renal : Cristalluria

J.       INTERAKSI
          - Dengan Obat Lain :
ü  Meningkatkan efek toksik:
1.      Disulfiram dan probenezid kemungkinan meningkatkan kadar amoksisilin.
2.      Warfarin kemungkinan dapat meningkatkan kadar amoksisilin
3.      Secara teori, jika diberikan dengan allopurinol dapat meningkatkan efek ruam kulit.

ü  Menurunkan efek:

1.      Kloramfenikol dan tetrasiklin secara efektif dapat menurunkan kadar amoksisilin
2.      Dicurigai amoksisilin juga dapat menurunkan efek obat kontrasepsi oral.

K.    PENGARUH
Ø  Terhadap Kehamilan : Faktor risiko : B, Data keamanan penggunaan pada ibu hamil belum diketahui.
Ø  Terhadap Ibu Menyusui : Karena amoksisilin terdistribusi kedalam ASI (air susu ibu) maka dikhawatirkan amoksisilin dapat menyebabkan respon hipersensitif untuk bayi, sehingga monitoring perlu dilakukan selama menggunakan obat ini pada ibu menyusui.
Ø  Terhadap Anak-anak : Data tentang keamanan masih belum diketahui.
Ø  Terhadap Hasil Laboratorium : Berpengaruh terhadap hasil pengukuran : Hematologi dan hepar.

L.     PARAMETER MONITORING
          Pengamatan rutin terhadap: Fungsi ginjal (ClCr), Fungsi Hepar (SGPT, SGOT), Henatologi. (Hb), Indikator infeksi. (Suhu badan, kultur).

M.   BENTUK SEDIAAN
          Kapsul, Serbuk Kering Suspensi Oral, Tablet Salut Film, Tablet Kunyah.
KEMASAN :
Amobiotic® kapsul 250 mg Amobiotic® kapsul 500 mg Amobiotic® sirup kering Amobiotic® DS sirup kering Amobiotic® drop Amobiotic® Injeksi 250 mg Amobiotic® Injeksi 500 mg Amobiotic® Injeksi 1000 mg
Dus, 10 strip @ 10 kapsul Dus, 10 strip® 10 kapsul Dus, botol k 60 mi Dus, botol®60ml Dus, botol @ 10 ml Dus, 10vial@250mg Dus,10vial@500mg Dus,10vial@1000mg
No. Reg.    DKL3302300401A1
No. Reg.    DKL8302300401B1
No. Reg.    DKL7802300438A1
No. Reg.    DKL9302300438B1
No. Reg.    D 7813001
No. Reg.    DKL9902328044A1
No. Reg.    DKL9902328044B1
No. Reg.    DKL9902328044C1 

N.    PERINGATAN
          Pernah dilaporkan: Reaksi hipersensitifitas, meliputi reaksi  anaphilaksis dapat mengakibatkan efek yang fatal (kematian). Penggunaan jangka panjang, kemungkinan dapat mengakibatkan terjadinya suprainfeksi termasuk Pseudomembranous collitis. Pada pasien gagal ginjal, perla penyesuaian dosis. Kasus diare merupakan kasus terbanyak jika amoksisilin digunakan sendiri.

O.    INFORMASI PASIEN
          Untuk menghindari timbulnya resistensi, maka sebaiknya amoksisilin digunakan dalam dosis dan rentang waktu yang telah ditetapkan. Amati jika ada timbul gejala ESO obat, seperti mual, diare atau respon hipersensitivitas. Jika masih belum memahami tentang penggunaan obat, harap menghubungi apoteker. Jika keadaan klinis belum ada perubahan setelah menggunakan obat, maka harap menghubungi dokter.

P.      MEKANISME AKSI
          Menghambat sintesis dinding sel bakteri dengan mengikat satu atau lebih pada ikatan penisilin-protein (PBPs – Protein binding penisilin’s), sehingga menyebabkan penghambatan pada tahapan akhir transpeptidase sintesis peptidoglikan dalam dinding sel bakteri, akibatnya biosintesis dinding sel terhambat, dan sel bakteri menjadi pecah (lisis).
Interaksi :
*      Allupurinol     
Meningkatkan risiko ruam saat amoxicillin atau ampicillin diberikan bersama allupurinol
*      Antibacterial  
Absorbsi phenoxymetilpenicilin berkurang oleh neomycin
*      Antikoagulan 
INR dapat terganggu dengan pemberian penisilin spectrum luas seperti ampicillin, meskipun studi gagal menunjukkan interaksi dengan coumarin atau phenindione
*      Citotoksik      
Penisilin mengurangi pengeluaran metotrexate (meningkatkan risiko toksisitas)
*      Probenesid     
Pengeluaran/ekskresi penisilin dikurangi oleh probenesid (risiko kecil)
*      Estrogen         
Mungkin mengurangi efek kontrasepsi dari estrogen
*      Sulfinpirazone
Pengeluaran penisilin dikurangi oleh sulfinpirazon

Q.    MONITORING PENGGUNAAN OBAT
          Lamanya penggunaan obat : Menilai kondisi pasien sejak awal hingga akhir penggunaan obat. Mengamati kemungkinan adanya efek anaphilaksis pada pemberian dosis awal.

R.     PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN OBAT

1. Peran Perawat dalam Pemberian Obat :
·         Kaji status kesehatan pasien yg berkaitan dengan obat.
·         Menyimpan Obat
·         Memberikan obat secara langsung kepada pasien
·         Pengkajian kembali kepada pasien terhadap efek obat
·         Mencatat pemberian obat
2. Proses Keperawatan dalam pemberian obat :
·         Interview
·          Pemeriksaan Fisik
·         Analisa Laborat
3. Riwayat Kesehatan apa saja yg perlu dikaji sebelum pemberian obat pada klien :
·         Pengaruh obat yg dikonsumsi terhadap tubuh.
·         Kaji bahan yg dapat berefek senergis pada obat
·         Beri tulisan “ ALERGI TO….”didepan catatan/renpra pasien jika pasien pernah alergi terhadap obat
·         Validasi status kesehatan pasien sebelum obat diberikan dalam bentuk apapun
·         Kaji kemampuan pasien menelan obat, ada mual / muntah.
·         Kaji dulu lokasi yg akan diinjeksi.
·         Kaji waktu pemberian obat.
4. Status kesehatan yg bagaimana yg dapat mempengaruhi proses pemberian Obat ?
·         Adanya masalah pada GASTROINTESTINAL, RENAL, DAN HEPAR akan menghambat :
·         Efektifitas
·          Absorbsi
·          Ekskresi
·          Biotransformasi
·         Adanya masalah pada Sistem KARDIOVASKULER akan menghambat Distribusi Obat.
5. Rencana/PLANNING apa saja yg harus dilakukan sebelum pemberian obat ?
·         Pastikan waktu pemberian obat.
·         Review rencana pengobatan pada pasien untuk meyakinkan bahwa pasien paham tujuan dan metode pengobatan yg benar.
·         Meminta pasien untuk mengungkapkan masalahnya berkaitan dengan pemakaian obat.
·         Buat daftar untuk pemberian obat yg berkelanjutan.
6. Enam Hal yg benar dalam pemberian Obat :
·         Klien yg benar
·          Obat yg benar
·         Dosis yg benar
·         Waktu yg benar
·         Rute yg benar
·         Dokumentasi yg benar
7. Apa saja Hak klien dalam pemberian Obat ?
·         Mengetahui alasan pemberian obat.
·         Menolak penggunaan obat.
8. Bagaimana cara penyimpanan obat yg baik ?
Cara penyimpanan Obat harus memperhatikan :
·         Suhu
·         Tempat Penyimpanan
·         Rotasi stok
9. Untuk menghindari kesalahan dalam pemberian Obat, maka Label harus dibaca 3x yaitu :
·         Pada saat melihat Botol/Kemasan Obat
·          Sebelum menuang/menghisap obat
·         Setelah menuang/menghisap obat
10. Apa alasan pasien tidak patuh dalam minum obat ?
·         Kurang mengerti tentang tujuan dan aturan pengobatan
·          Sulit memperoleh obat tersebut
·          Harga obat mahal
·         Keluarga kurang peduli
11. Petunjuk umum bagi perawat dalam pemberian obat yg aman kepada klien :
·         Yakinkan secara jelas untuk tiap order pengobatan tertulis
·         Konsentrasi penuh pada persiapan dan pemberian obat
·         Jangan pernah mengambil obat dari tempat yg tidak terdapat label
·          Cek Kartu Obat dgn order asli dari dokter.
·         Cek identitas pasien
·         Jangan meninggalkan obat disisi tempat tidur
·          Jangan pernah mengembalikan sisa obat kedalam botol obat yg tersisa.
·         Tanyakan order pada dokter yg menurut anda dapat membahayakan pasien.
·          Tolak pemberian obat yg menurut anda dapat membahayakan pasien
·          Catat segera mungkin pemberian obat lengkap dengan dosis sehingga tidak terulang pemberian obat pada waktu dengan dosis yg sama oleh perawat lain.
12. Rute pemberian obat antara lain :
·         Oral
·         Sublingual
·         Topikal
·         Inhalasi
·          Rektal
·          Parenteral
13. Implikasi Keperawatan RUTE YG BENAR :
·         Nilai kemampuan klien untuk menelan obat sebelum memberikan obat per-oral.
·         Pergunakan tehnik ASEPTIK sewaktu memberikan obat.
·          Pergunakan tehnik STERIL sewaktu memberikan obat DALAM RUTE parenteral.
·         Taruh obat pada tempat yg sesuai.
·          Tetaplah bersama pasien sampai obat oral ditelan.
14. Implikasi Keperawatan dalam Pemberian Obat yg benar :
·         Berikan obat pada saat khusus.
·         Berikan obat yg terpengaruh makanan seperti Captopril sebelum makan
·          Berikan obat yg mengiritasi lambung bersama-sama dengan makanan. Ex : Kalium, Aspirin
·         Periksa tanggal kadaluwarso.
·          Antibiotik harus diberikan dalam selang waktu yg sama sepanjang 24 Jam untuk menjaga kadar darah terapeutik.
15. Komponen perintah pengobatan antara lain :
·         Tanggal dan saat perintah ditulis.
·         Nama Obat
·         Dosis Obat
·          Rute Pemberian
·         Frekwensi Pemberian
·          Tanda tangan dokter atau pemberi Asuhan Kesehatan.


DAFTAR PUSTAKA
http://swerkudara.blogspot.com/2010/06/peran-perawat-dalam-pemberian-obat.html